Rabu, 09 Juni 2010

Eco Property


Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi.

Maka tak mengherankan, ecoproperty menjadi perhatian utama dalam Kongres Dunia Ke-61 Federasi Real Estat Internasional (FIABCI) di Bali tanggal 24-28 Mei 2010. Kongres yang bertajuk ”Save The World: Green Shoots for Sustainable Real Estate” merupakan titik balik bagi seluruh pemangku kepentingan properti dunia untuk berkontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan yang nyaman secara berkelanjutan.
Properti ramah lingkungan di antaranya tecermin dalam desain bangunan, kemampuan mengurangi eksploitasi sumber daya alam, emisi gas karbon, penghematan air dan listrik, serta penggunaan energi terbarukan.Dalam tataran ideal, penerapan konsep properti ramah lingkungan dimulai dengan pemilihan material bangunan. Pemakaian bahan bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi hingga kini masih terus dipelajari dengan mengeksplorasi kearifan lokal.

Penghematan energi
Konsep ecoproperty yang kini banyak diaplikasikan di dunia adalah desain bangunan yang efisien dan menunjang penghematan energi. Misalnya, bentuk-bentuk gedung tinggi yang secara aerodinamis efisien, figur bangunan yang stabil terhadap tekanan angin, ataupun pemanfaatan filter untuk menyerap sinar matahari sehingga menghemat lampu dan pendingin ruangan.

Selain itu, operasional bangunan yang mendukung penghematan energi, di antaranya penerapan teknologi daur ulang (recycled), penggunaan kembali (reused), dan reinvestasi terhadap bahan baku yang sudah tidak bisa didaur ulang.

Kongres FIABCI
Presiden Federasi Real Estate Internasional (FIABCI) Internasional, Lisa Kurrass (kanan) bersama Sekjen Eksekutif FIABCI, Terrance Barkan (kiri) menyampaikan penjelasan tentang Kongres ke-61 Real Estate Dunia di Nusa Dua, Bali, Selasa (25/5). Kongres yang berlangsung 24-28 Mei 2010 akan dihadiri delegasi dari 40 negara untuk membahas perkembangan industri properti yang rencananya dibuka Wakil Presiden Boediono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar