Minggu, 18 Oktober 2009

PROSA MASJID ISTIQLAL JAKARTA


Pertama kali ku menginjakkan kakiku saat berusia sepuluh tahun. Kesan pertama yang kutangkap adalah besar dan megah. Bangunannya terlihat kaku dengan unsur linear yang membalutnya. Material yang menjadi dominan adalah batu marmer dan stainless steel. Aku berlari kesana dan kemari hingga lelah rasanya kaki ini.

Tempat pertama yang ku tuju adalah ruang wudhu yang cukup sulit ditemukan karena luasnya Masjid tersebut, hingga disebut sebagai Masjid terluas di Asia Tenggara pada waktu itu.Aku merasa sangat kecil ketika berada di dalam Masjid tersebut. Ruang sholat utama tersebut dikelilingi oleh tujuh lantai mezzanin. kubah masjid ditopang oleh kolom - kolom yang berdiameter besar. Aku coba untuk menaiki satu persatu anak tangga di Masjid tersebut hingga sampai lah aku di lantai ketujuh. Perasaan ku sangatlah luar biasa. Aku mendapatkan kesunyian yang luar biasa, suasana yang mencekam di kegelapan malam, ketakutan jika melihat kebawah dan kekaguman akan pemandangan malam Kota Jakarta.


Aku merasakan keagungan dan kebesaran Tuhan didalamnya. Betapa kecilnya aku berada disana. Ini sebagai tanda betapa kecil dan hinanya seorang manusia di hadapan Tuhan, tanpa ada yang bisa disombongkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar